Jurnal mutu

Insan Bermutu Pengatur Mutu

Serai Wangi Sebagai Tanaman Pelengkap Bumbu Masak Menuju Kebutuhan Industri Di Kab Tangerang

Oleh       : Yunus, MT

Dosen   : STTM- Muhammdiyah Kab. Tangerang

Jurusan : Tek. Industri

A. Pandangan Umum

               Sebagai salah satu daerah yang berbatasan   bagian timur dengan Kota Jakarta, bagian timur daya dengan Kota Tangerang , bagian selatan dengan Kota Bogor dan bagian barat dengan Kabupaten Serang. Luas wilayah Kabupaten Tangerang 111.038 ha. Dibagi ke dalam 26 kecamatan dan 316 desa. Keseluruhan kondisi wilayah memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0-3% menurun. Ketinggian wilayah sekitar antara 0-85 m di atas permukaan laut. Curah hujan setahun rata-rata 1.475 mm dan temperatur udara berkisar antara 23 °C – 33 °C. Iklim ini dipengaruhi oleh wilayah di bagian utara yang merupakan daerah pesisir pantai sepanjang kurang lebih 50 km. Pada pengembangan kelautan dari luas wilayahnya 1381 Ha dan Panjang garis pantai 54,91 Ha.

             Ditinjau dari  perkembangan  lahan daratan  cukup potensi  yaitu  selama  ini dikondisikan untuk pengembangan tanaman palawija, singkong, padi,kelapa, rambutan dan lain – lain, dalam hal ini  penulis menggaris bawahi bahwa ada sebagian lahan  dalam perkembangannya belum begitu produktif yaitu pada tanaman  serai wangi, selama ini tumbuhan serai wangi di taman hanya sekedar untuk kebutuhan pelengkap bumbu masak dan obat – obatan tradisionil, dikarenakan perkembangannya kurang ada perhatian sehingga tanaman yang adapun sebagian punah, ini boleh jadi dikernakan pengembangan lahan, ataupun dikeranakan masyarakat belum  mengetahui lebih jauh dari pengetahuan sebelumnya tentang tumbuhan  serai wangi. Oleh karen itu dalam hal ini penulis ingin mengangkat kembali tentang tumbuhan serai wangi.

                 Tumbuhan  Serai Wangi nama Botaninya adalah  Cymbopogon nardus (L.) rendle  Nama lain Sereh wangi (Indonesia), Citronella (Inggeris), Famili  pada Graminae. Tanaman Serai Wangi (Cymbopogon nardus) dipercayai berasal sama ada dari Selatan India atau Sri Lanka.  Serai Wangi juga tumbuh liar di kebanyakan negara di Asia Tropika, Amerika dan Afrika. Biasanya ditanam di halaman rumah sebagai tanaman dapur dan kebelakangan ini terdapat beberapa pengusaha yang berminat untuk menanam serai wangi bagi menghasilkan minyak patinya. Ia boleh tumbuh sehingga 1.0–1.5 m.  Daunnya bersifat tirus, panjang sehingga 70 – 80 cm dan 2 – 5 cm lebar.     serai wangi jarang berbunga dan hanya berbunga bila sudah cukup matang iaitu pada peringkat umur melebihi 8 bulan.

B. Khasiat dan Kegunaan

          Dari segi obatan tradisional serai wangi digunakan untuk rawatan selepas bersalin dan pening kepala.Ia juga banyak digunakan dalam menghasilkan minyak urut untuk mengatasi masalah kebas-kebas, lenguh-lenguh, gigitan serangga dan kembung perut.  Serai wangi menghasilkan minyak pati yang dikenali sebagai `citronella oil’ di pasaran antarabangsa.  Minyak sitronela mengandungi dua bahan kimia penting yaitu sitronelal dan geraniol.  Sitronelal dan geraniol amnya digunakan untuk bahan dasar pembuatan ester-ester seperti hidroksi sitronela, genaniol asetat dan mentol sintetik yang mempunyai sifat lebih stabil dan banyak digunakan dalam industri wangi-wangian.  Hidroksii sitronelal penting untuk sabun dan minyak wangi yang berharga tinggi, manakala mentol untuk bahan dasar obat batuk, ubat gigi dan pencuci mulut. 

C. Lingkungan Tumbuh

           Serai Wangi dapat tumbuh di tempat yang   kurang  subur, bahkan   di tempat yang tandus. Karena mampu beradaptasi  dengan lingkukngannya.

Permejaan perlu dilakukan  setelah  tanaman  berumur 4 sampai 5  tahun  karenaproduktivitasnya  mulai  menurun  setelah       tanaman  berumur  lebih dari 5 tahun. Tanaman Serai Wanagi  dapat tumbuh  dari dataran  rendah hingga  ketinggian   1200 m dari permukaan   air laut. Namunketinggian optimumnya  adalah 250  m   dpl. Tinggi  tempat umumnya berpengaruh terhadap  kualitas  dan kandungan minyaknya yang diperoleh.  Pada ketinggian  diatas 1200m dpl, kandungan minyak atsirinya lebih   rendah  daripada  tumbuh   dibawah     ketinggian  1200  m  dpl.Serai Wangi  memerlukan  intensitas      cahaya matahari   yang cukup Karena  akan     mempengaruhi    terhadap    kandungan  minyaknya.  Ditempat-tempat   yang tingkat  naungannya cukup tinggi,  pertumbuhan  tanaman  dan daunnya     kurang sempurna,  daun kelihatan  lebih kecil, tipis dan  jumlah  anakannya    sedikit.  Memang sangat cocok  di tanam    ditempat   terbuka   yang curah     hujannya cukup teratur sehingga sangat  mendukung     pertaumbuhannya.

Rata-rata curah hujan yang   dibutuhkan    adalah  2500    sampai dengan 4000  mm pertahun. 

D. Komponen Utama

              Minyak  Serai Wangi Indonesia di  pasaran dunia  terkenal dengan  nama  Java Citronella  Oil.Untuk keperluan eksport, minyak serai wangi harus mempunyai kadar geraniol  minimum  85  %, Kadar sitronella  35  %  dan tidak mengandungi   zat  asing. Bobot jenisnya berkisar   0,85  – 0,892  dan indeks  biasnya  minyak berkisar   1.454  sampai dengan  1.473.  Bahan  aktif uatama  yang     dihasilkan adalah  senyawa  aldehidehid

( sitronella  C10 H16 O )    sebesar     30 – 45  %,   senyawa alkohol

( sitronella C10H20 O  dan geranjol  C10 H18 O ) sebesar  55    65 %,  dan senyawa –senyawa lainnya  seperti sitral, nerol, metil  heptenon dan dipentena. Abu dari daun dan tangkainya  mengandung  45 %  silika     yang    merupakan  penyebab    desikasi ( keluarnya cairan tubuh secara terus menerus ) pada kulit serangga  sehingga serangga akan mati kekeringan.

   Setronelol dan geraniol merupakan bahan aktif  yang tidak disukai  dan sangat dihindari serangga, termasuk nyamuk  sehingga  penggunaan bahan-bahan ini sangat  bermanfaat  sebagai bahan pengusir nyamuk.

 

E. Pengembang biakan

             Tanaman Serai Wangi umumnya  diperbanyak secara vagetatif dengan serpihan anakan atau rumpun. Anakan harus mempunyai akar yang sehat. Perbanyakan dengan  generatif  jarang dilakukan karena walaupun tanaman berbunga  tetapi jarang  sekali dijumpai bijinya.Untuk penanaman  setiap lubang  sebanyak  ditanam dengan  1 – 3 anakan. Jarak tanam   dibuat  1 X 1 m. Waktu penanaman sebaiknya dilakukan pada awal hujan. Penyulaman sebaiknya  menggunakan bahan  tanaman atau bibit  yang berasal  dari areal  pembibitan  yang sama  karena mempunyai  umur yang sama.

F. Panen

                 Tanaman Serai Wangi  mulai dipanen  pada umur  6 bulan  setelah tanam  dengan cara  memangkas  atau memotong  daun dari rumpun tanam. Daunnya dipangkas  setinggi  20  cm  dari permukaan tanah.Pemangkasan  yang terlalu rendah  menyebabkan  pertumbuhan berikutnya   memakan waktu lebih lama. Pemangkasan berikutnya  setiap 3 bulan sekali dan tergantung  dari kondisi  tanamannya. Pada pertanamannya  yang  tumbuh baik akan diperoleh  produk daun segar 45 – 48 ton/ha /tahun pada (  4 – 5  kali pemangkasan ).

 

G. Pengolahan hasil

              Daun serai wangi  hasil pemangkasan sebelum disuling  sebaiknya dikeringkan  di panas matahari   selama 4 – 5 jam. Pada musim hujan, daun sebaiknya ditebar  ditempat teduh  dan kering selama  sekitar  2  hari.    Diusahakan daun yang sudah dipanen tidak

disimpan lebih dari dua hari.  karena akan menurunkan  kadar minyaknya.

H. Penyulingan

               Usai dipetik dan dikeringkan  selama 3 – 4 jam, daun serai wangi segera disuling. Daun yang telah dikeringkan  sebaiknya dipotong-potong sebelum dimasukan ke dalam ketel peyulingan. Langkah ini dilakukan agar ketel penyulingan  dapat menampung daun lebih banyak dan merata, serta dalam proses  penyulingan, uap air  dapat masuk  menembus  sela-sela tumpukan  daun secara  lebih baik.

 

Pada daun  yang dipotong-potong, pori-pori daun  lebih terbuka  sehingga minyak atsiri yang diperoleh akan lebih optimal. Penyulingan  dapat dilakukan  selama sekitar  6 jam.Kandungan citronella dan geraniol yang tinggi merupakan  persyaratan ekspor.

Minyak dibawah standar  ekspor  digunakan di  dalam negeri  sebagai  bahan baku  industri  sabun, pasta gigi dan obat-obatan, rendemen  minyak dari  daun rata-rata 0,7 % ( sekitar  0,5 % pada  musim hujan dan dapat mencapai  1,2  % pada musim kemarau ). Minyak  sulingan  serai wangi  berwarna  kuning pucat.maka dapat dilihat secara diagram.

 

I.  Kemasan

 

               Jenis minyak atsiri  pada sarai  wangi  mudah rusak  akibat proses oksidasi ( kontak dengan udara  terbuka ) sehingga terjadi reaksi dengan bahan aktifnya. Hal ini mengakibatkan  menurun kualitas  komponen utamanya. Karena itu sebaiknya  minyak tersebut  disimpan  di dalam botol yang berwarna gelap dan diusahakan  tidak terjadi kontak langsung dengan udara. Sesuai  dengan sifat minyak,  bahan  kemasan yang digunakan  harus yang tidak  dapat reaksi  dengan minyak  dan tidak dapat  dilalui cahaya.Bila minyak tersebut dalam jumlah kecil  sebaiknya disimpan  dalam botol yang berwana, sedang dalam jumlah  besar  disimpan dalam drum yang dilapisi dengan  bahan yang tidak  bereaksi dengan minyak dan jika  minyak  akan disimpan  dengan  waktu yang cukup  lama, minyak harus dijernihkan dan dibebaskan  dari air, karena  air merupakan  salah satu factor  yang berpengaruh  terhadap kerusakan minyak tersebut.   Kemasan minyak yang baik   adalah  yang berwarna  atau tidak tembus  cahaya  ( tidak bening ). Bahan yang digunakan  sebaiknaya  dari kaca, karena  cahaya  matahari yang masuk  akan menurunkan  mutu   minyak.  Aroma  minyak yang baru disuling  masih kurang  enak, tetapi semakin lama disimpan,justru aromanya semakin  enak  dan mutunya semakin  baik.Hal ini belum  diketahui  secara  jelas  penyebabnya,  tetapi diduga  pada minyak yang  baru disuling  masih terdapat bau asap atau uap  dan bau-bau  lainnya yang terjadi  pada proses penyulingan.

Dengan penyimpanan, bau-bau tersebut  akan hilang  dan tertinggal  hanyaaroma asli dari minyak  serai wangi Untuk mengembangkan Serai Wangisebagai bahan industri Minyak Atsiri perlu di buat suatu sisitem yang tepat efektif dan efisiens.

 

I.   Kesimpulan

 

1.    Dari kondisi lahan tanah di Kab. Tangerang terutama daerah  Kecamatan Curug, Kecamatan Cikupa,  Kecamatan Panongand dan Kecamatan Sepatan   adalah layak untuk dikembangbiakan tanaman serai wangi.

2.    Minyak atsiri jenis serai wangi  ini adalah salah satu untuk mendongkrak ekonomi masyarakat diketiga kecamatan kab. Tangerang.

3.    Untuk mendapatkan minyak serai wangi yang berkualitas  perlu ditingkatkan mulai dari  Persiapan penanaman,  perawatan, proses  panenan, proses penyulingan dan pengemasan.

       4. Untuk pengembangkan   peluang marketing  kita perlu membuat          networking  yang solid.

 

J. Eksportir Minyak  Serai Wangi

1.      CV. Indesso, Jl. Talud 1 A, Jakarta  10150

2.      CV. Katil Trad  Co. Jl. Salemba Tengah   42, Jakarta 10440

3.      PT. Batara Indah, Jl Tanah Abang 1118, Telp. 021-356512

4.      CV. Aroma  & Co. , Jl. Daan Mogot  11/6, Jakarta 11470  Telp. 021-593121

 

K. DAFTAR  PUSTAKA        

 1. Agus   Kardinan, Tanaman    Pengahasil    Minyak      Atsiri,             Agro Media  Pustaka,   Jakarta, 2005

 2. Emmyzar   dan     H. Muhammad, Budidaya Tanaman

      Serai    Wangi,    Circular      No.2 Balittro, 2002

 3. Ketaren   .S,  Pengantar  Teknologi Minyak Atsiri,   

     Balai   Pustaka,    Jakarta,    1985

 4. Supranto,Ir,Msc,Dr,  Minyak Atsiri,  Kumpulan   makalah

     2004,    FT UGM Jogja, 2004

 5. Down Load, Internet, mst ft. ugm  2005

 

 

April 29, 2008 - Posted by | Uncategorized

2 Komentar »

  1. ad lg gak kegunaan minyak serai seprti mistik,dari alam gaib?

    Komentar oleh adi | Mei 2, 2009 | Balas

  2. Yth. pak Yunus,

    Apakah saat ini budidaya dan penyulingan serai wangi sudah mulai dilakukan di Kabupaten Tanggerang ?. Saya Irham dari kelompok petani KANIA di Serang juga berminat untuk mengembangkan usaha ini. Terima kasih.

    Salam, Irham

    Komentar oleh Irham | Juni 18, 2009 | Balas


Tinggalkan komentar